
ranting-ranting rapuh pada akar yang kuat
menahan gugur daun yang kecoklatan mengering sengat mentari
pagi itu, tak kalah indah dengan senja
surya jingga telur mata sapi
dihamparan calon padi yang hijau
savana dihatiku mengering
kau yang terakhir menyiraminya, pergi
terbalut kerontang
sumur-sumur pikiran tanpa dasar
menahan merah pada lebam
hatiku terperanjat sinar matamu
merasuk bayang menusuk sukma
menghanyutkan jiwa pada ketiadaan
rabun menatap mega-mega
temaram wajahmu datang mengusik
hampir lagi aku jatuh pada kekosongan
savana menggurun
pohonan jiwa kerontang
telaga mengering
pijakan retak
dan kau terhempas angin lalu.